Hari ke-2 : Mengunjungi Macau, pusat kasino Asia !

Minggu, 27 Oktober 2013


Memang sulit menyusun itinerary wisata itu, karena banyak faktor yg mempengaruhinya. Diantaranya jadwal pesawat kita, kota dan tempat wisata yg harus dikunjungi, berapa lama liburan kita, objek wisata yg tutup di hari tertentu, dll. Saat menyusun itinerary, jadwal kami mengunjungi Macau jatuh pada hari minggu. Sebenernya udah terbayang deh crowded-nya mengunjungi pusat casino di weekend...tapi apa boleh buat, ini jadwal yg paling cocok.

Kami membeli tiket ferry Hongkong-Macau (roundtrip) sebesar HKD 359/org di travel agent yg direkomendasikan Andy, receptionist di Homy Inn tempat kami menginap, yaitu di China Travel Hong Kong Ltd di Nathan Road, Tsim Sha Tsui. Tiketnya sedikit lebih mahal karena weekend, dan mendapat bonus voucher kue dan light snack yg bisa ditukar di Galaxy Hotel Macau. Kami memilih keberangkatan pk 8.00 dan kembali ke HK pk 20.30.
Walaupun sudah diinfo oleh travel agent, oleh Andy dan hasil browsing, bahwa port keberangkatan ferry ke Macau berada di dalam mall (yup, ada port menuju ke dermaga di dalam shopping mall !), tetap aja kami sempat kebingungan mencari lokasinya. Untung kami berhasil tiba tepat waktu, yaitu 30 menit sebelum keberangkatan. Betul saja sesuai dugaan saya, hari minggu itu ferry dipenuhi oleh turis yg hendak menaruh peruntungan di kasino Macau. Mostly dari penumpang adalah penduduk China Mainland (orang China memang konon gemar berjudi).

Mom & Dad @ Macau Ferry
Setibanya di Macau dan menyelesaikan imigrasi, kami segera mengambil peta Macau di Tourist Information Center dan keluar dari ferry terminal untuk menuju deretan free shuttle bus yang disediakan oleh berbagai macam hotel dan casino di Macau. Sebutlah Venetian Macau, Grand Lisboa, Grand Emperor, Galaxy Hotel, Sand's dan masih banyak lagi. Semua itu free of charge. Kami tinggal memilih jurusan hotel/casino yg letaknya paling dekat dengan tujuan. Karena tujuan pertama adalah menuju Senado Square, kami memilih numpang shuttle bus dari Grand Emperor (padahal ternyata letak Senado Square lebih dekat ditempuh dari Grand Lisboa, maklum kami masih meraba2 melihat peta).
Kota Macau cukup menyenangkan, modern, bersih dan benar-benar touristy ...dimana2 turis bersliweran. Dari Grand Emperor kami berjalan kaki mengikuti rombongan turis lain menuju Senado Square, sempat juga berhenti untuk foto dgn Jorge Alvares statue, yaitu European explorer pertama yg menginjakkan kaki di Macau.  

Jorge Alvares statue
Ternyata tidak sulit menemukan Senado Square, cukup mengikuti aja arah dimana ratusan turis berjalan. Senado Square yg terkenal itu ternyata benar-benar "biasa aja". Yaitu alun-alun (square) kecil yg disekelilingnya banyak bangunan-bangunan kuno berarsitektur Portugis. Yang membuatnya menjadi istimewa adalah kondisinya yg bersih, bangunan-bangunan kuno yg terawat, toko-toko brand ternama yg menempati bangunan kuno, toko2 suvenir dan makanan yg berlomba-lomba memberikan free tester, dan suasana yg benar2 touristy. 

With Mom @ Senado Square

Di dalam Instituto Para Os Assuntos Civicos E Municipas (panjang bener..)


McD Senado Square..authentic

Lorong penuh toko dan turis
Koi Kei, toko kue paling ramai dan punya banyak cabang



Yummy Portuguese Egg Tart

Setelah melewati kerumunan turis dan penjual makanan yg bersemangat membagikan tester di sepanjang jalan (terus terang kami cukup kenyang tanpa banyak membeli :), akhirnya kami mencapai Ruin St Paul. Reruntuhan dari bekas gereja ini sangat terkenal dan fotonya ada dimana2. Tapi untuk mendapatkan foto yg bagus dgn lautan manusia di tangga depannya sangatlah sulit, sama sulitnya seperti berfoto di depan Candi Borobudur dgn latar belakang ratusan orang2 berpayung :P
with mum at the crowded Ruin St Paul

Dari Ruin St Paul, kami berjalan menuju Musee du Macau, tapi kami tidak membeli tiket untuk masuk museum, melainkan menuju ke bagian atas dari museum, yaitu Macau Fort. Ini merupakan objek wisata gratis yang cukup menyenangkan, dimana kita bisa melihat pemandangan kota Macau sambill berfoto-foto :)


view from Macau Fort

Cannon's pointing to Grand Lisboa ;)
Setelah puas mengeksplorasi area Senado Square, kami berencana untuk menuju Venetian Macau. Berdasarkan riset di internet, saya mendapat info bahwa kami bisa menggunakan shuttle bus gratis dari City of Dreams yang lewat di depan Hotel Sintra. Kami sempat nyasar ke Grand Lisboa (sekalian deh melihat Casino nya yg super duper besar dan rameee), sebelum akhirnya menemukan Hotel Sintra. Lokasi hotel ini tidak jauh dari Senado Square.
Setelah tiba di City of Dreams, kami menyempatkan masuk dulu melihat pertunjukan animasi digital yg keren di lobby serta melihat2 casino nya yg guedeee tapi lebih nyaman daripada Grand Lisboa. Dari City of Dreams, kami dapat menuju Venetian Macau menggunakan Cotai Connection Shuttle yang (lagi lagi) gratis :)

Pertunjukan animasi di City of Dreams

Papa di depan Casino Lisboa
Akhirnya kami mencapai Venetian Macau yang terkenal itu. Terus terang menurut saya ini hanya mall mewah biasa yang memiliki casino. Yang membuat Venetian Macau terkenal ini adalah kanal buatan dengan gondola lengkap dengan pengayuh gondola yg menyanyikan lagu-lagu Italiano, sehingga seolah-olah para pengunjung mall berada di Venesia. Salah satu teman saya pernah mengatakan Venetian Macau ini sebagai tourist trap dengan fake canals dan fake sky :P. Buat saya yg gak terlalu demen shopping dan lebih suka melihat pemandangan alam, Venetian Macau ini gak berkesan, cuma ya wajib aja foto-foto di situ biar sah !!
Canals with Gondola

Gorgeous strings quartet performance

Venetian Macau menjadi penutup jalan-jalan kami di Macau. Lagi-lagi kami menumpang shuttle gratis menuju ferry terminal, sambil melihat pemandangan kota Macau yg dipenuhi lampu-lampu dari hotel2 dan casino2..... Hari ini pengeluaran untuk transportasi di Macau : NOL...yippiee...
Night @Macau








Hari ke-1 : Hong Kong Central & Tsim Sha Tsui

Sabtu, 26 Oktober 2013

Pesawat Tiger Air Mandala yg kami tumpangi tiba di Hong Kong International Airport (HKIA) sekitar pk 8 pagi. Setelah melewati imigrasi dan pengambilan bagasi, kami segera ke luar bandara, ke arah Airport Bus. Sesuai petunjuk dari hostel Homy Inn tempat kami akan menginap di daerah Tsim Sha Tsui (TST), kami langsung naik ke Airport Bus City Flyer no 21 dengan biaya HKD 33/orang. Sayangnya saya kurang cermat melihat petunjuk, bahwa orang tua di atas 65 thn mendapat discount. Harusnya bisa dapat discount untuk Papa nich :P

Airport Bus yg kami tumpangi bagus, nyaman, bersih dan cukup jelas rute nya karena terpampang di layar monitor. Yang membedakan dgn pengalaman saya naik Airport Bus di Korea adalah service-nya. Di Korea, supir airport bus membantu kami memasukan koper ke dalam bis dan memperikan karcis nomor koper untuk  pengambilan koper setelah tiba. Sebelum mulai menjalankan bus, sang supir membungkuk memberi hormat sambil mengucapkan salam dan mengingatkan kami untuk memasang safety belt. Begitu penumpang membunyikan bel di halte bus yg diinginkan, sang supir turun dan membantu menurunkan koper. Excellent Service ! Sedangkan di Hong Kong, walaupun Airport Bus nya bagus dan bertingkat. Service nya payah, bus bahkan sudah bergerak maju sebelum semua penumpang duduk. Tidak ada salam, tidak ada basa basi. Dalam hati saya, wah service di HK saja sudah begini, apalagi nanti di China Mainland :(
 
Tiba di daerah TST, ternyata hostel kami hanya beberapa langkah dari halte Airport Bus 21. Wow, tidak salah review Homy Inn di Tripadvisor mengatakan lokasinya yang strategis.
Properti di HK termasuk salah satu yg termahal di dunia. Sehingga jangan heran, harga akomodasi di HK selangit. Setelah bolak balik survey di tripadvisor, agoda, dll, saya membooking hostel Homy Inn untuk 3 orang dengan harga HKD 840 / malam. Hostel ini terletak di bangunan flat Union Mansion. Setelah naik lift, kami disambut receptionist Andy yang sangat ramah dan helpful. Andy banyak membantu dengan tips mencari tempat wisata dan makanan enak serta how to get there. Kamarnya sangat kecil, tapi bersih dan amenities nya lengkap. Kami cukup puas dengan Homy Inn.

Small but clean and homy
Rute hari ini adalah mengunjungi The Peak / Victoria Peak HK yg terkenal itu. Kami naik MTR dari East TST station menuju Central station. Keluar dari Central station, kami menyusuri taman yg bersih dan rindang.


Kapan ya Jakarta punya taman seperti ini
Setelah mengantri naik Peak Tram (jangan lupa selalu ada special price untuk senior citizen di atas 65th), kami merasakan sensasi naik tram dengan kemiringan 45 derajat sambil menuju ke puncak. Setibanya di atas, kami disuguhkan oleh pemandangan HK yg spektakuler dari The Peak. Kontur HK yg memiliki bukit di tengah kota ini dirancang dengan baik untuk keperluan wisata. Keren !!
 
The Peak Tram


Breathtaking Scenery
Tidak jauh dari Peak Tram Station, kami melihat ada keramaian di St John's Cathedral. Ternyata di gereja Anglican ini sedang ada acara bazaar. Penasaran, kami pun masuk dan melihat suasana bazaar di halaman gereja ini sambil mencicipi makan murah meriah enak yg dijual di bazaar. Seru juga acaranya, ada lomba menyanyi lagu rohani, sulap dan kids dance performance

Exterior St John's Cathedral Church
Suasana perlombaan dan bazaar
Inside the church
Setelah perut kenyang, kami berencana berkeliling di daerah Central, yg merupakan business district area di HK. Di tengah himpitan gedung2 bertingkat, lagi lagi kami menemukan sebuah oase, taman yg nyaman sekali yaitu Hong Kong Park. Negara maju sangat memperhatikan public area...*sirik mode on* 
 
Oase di tengah kota. Bersih, rindang, terawat




Dari HK Park, kami mencoba berbaur dengan warga lokal dgn naik Ding Ding Tram. Walaupun agak kurang jelas dengan rute nya, saya nekad naik dan info ke supir bahwa kami ingin turun di halte terdekat menuju Mid-Level Travelator. Akhirnya kami berhasil mencapai Mid-Level Travelator atau eskalator terpanjang di dunia (eskalatornya sih pendek2 tapi bersambung terus, beneran deh rasanya gak habis2 ini eskalator). Sampai tidak terasa kami sudah berada di atas lagi (bagian berbukit dari HK). Karena kalau siang hari travelator ini one-way menuju ke atas, terpaksa pulangnya kami naik bus menuju Central, lalu dilanjutkan dengan MTR ke Tsim Sha Tsui dan berjalan kaki ke hotel.

Karena traveling kali ini saya berangkat bersama Papa dan Mama yg sudah tergolong senior citizen, kami meluangkan waktu untuk beristirahat dulu di hotel. Menjelang malam, kami menuju ke Tsim Sha Tsui Waterfront untuk melihat pertunjukan Symphony of Light yang terkenal itu. Tepat pukul 8 malam, kami bersiap2 memegang kamera dan video, dan ternyata .......ehmmm kami cukup kecewa ternyata pertunjukan Symphony of Light yg terkenal ini "biasa banget"....gak ada keren2 nya, cuma beberapa sinar warna warni menerangi beberapa gedung. Untungnya suasana di TST Promenade ini cukup menyenangkan. Melihat gedung2 pencakar langit di seberang (sisi HK Island) dari sisi Kowloon, berfoto2 dengan background ferry yg bolak balik, lumayan keren juga. 
Setelah puas foto2, kami bergerak ke arah Avenue of Stars, yg menurut saya sih biasa juga, tapi bisa terkenal dan very touristy. Mungkin karena suasana dan area yg bersih dan terawat. Angin laut di bulan Oktober membuat kami tak betah berlama-lama di tempat ini. Setelah cukup menikmati pemandangan dan berfoto2, kami segera pulang ke hotel untuk beristirahat, karena besok pagi kami akan ke Macau :)

With my Mom at TST Waterfront
Avenue of Stars
Wine Exhibition

















 


Hong Kong - Macau - Shenzhen Trip

Pembukaan rute baru Tiger Air dari Jakarta ke Hong Kong membuat saya segera klik website Tiger Air dan voila , ternyata ada promo beli tiket pergi pulangnya gratis ! Setelah bolak balik searching tanggal, akhirnya ketemu yg pas. Berangkat 26 Okt'13 IDR 1,5 juta/org, pulangnya 31 Okt'13 gratis !! Wow asyikk...
(walaupun denger2 per Maret'14 ternyata rute ini akan ditutup karena  merugi :( )

Karena sudah tanggung menyambangi daratan China, sekalian saya menyusun itinerary Hong Kong-Macau-Shenzhen trip. Karena Macau dan Shenzhen relatif tidak terlalu jauh dari HK dan praktis. Untuk pemegang paspor Indonesia, tidak diperlukan visa ke HK dan Macau. Sedangkan untuk ke Shenzhen kita dapat menggunakan Visa On Arrival (VOA) yg berlaku di Shenzhen selama 5 hari.

Berikut adalah itinerary selama 6 hari :
Hari ke-1 : Hong Kong ( The Peak, Central Area )
Hari ke-1 : Day trip to Macau
Hari ke-3 : Shenzhen ( Window of The World )
Hari ke-4 : Shenzhen ( Splendid China, Dongmen ) & Hong Kong ( Ladies Market )

Hari ke-5 : Hong Kong ( Ngong Ping, Citygate Otlet, SKY 100 )
Hari ke-6 : Pulang pagi2 ( direct flight HKG-CGK )




Day 9 - Everland !!

Theme park always be my favorite place ! So I put Everland to my itinerary. The park rides weren't so special, but the service, the show and cleanliness made me give it 5 star !!
It was easy to reach Everland Resort. Just took bus no 5002 from Gangnam or bus no 5800 from Jamsil. The bus ticket was KRW 2100/person/one way.
What else I can say about theme park ? Just enjoy ! :)




Pororo, my daughter's favorite

Fairy tale

Beautiful garden

Safari



Summer Splash

Awesome

Day 7 & 8 - Sokcho and Mount Seoraksan

Our next destination is Mount Seoraksan. This is a popular and famous mount in Korea among tourist. We decided to reach Mount Seorak from Sokcho. It took about 8 hours by bus from Gyeongju to Sokcho via Pohang. Bus ticket Gyeongju-Pohang is KRW 4500/ person and Pohang-Sokcho is KRW 31.500/person. Arrived at Sokcho at 5 pm, we were welcome with Sokcho's cloudy weather. This was the first cloudy day in our summer Korea's trip. We just hoped that tomorrow, the weather's getting better in Mount Seorak. 

Our hotel, Daechung Resortel (booked via Agoda), was located near the Mount Seorak area. So, we decided to take a look in Sokcho city first before took a bus to our hotel. We visited Abai Village, the hometown to many people of North Korean ancestry. The word ‘Abai’ means ‘an aged person.’ This area became extremely popular after the Korean drama ‘Gaeul Donghwa’ (Autumn in My Heart) was filmed here. To reach Abai Village, we had to take the Gaetbae Boat. Holding up to 35 people, this Gaetbae boat operates on manpower (people pulling on ropes moving the boat across a waterway).

Gaetbae boat, KRW 400/person roundtrip




Filming Location of Autumn in My Heart (also known as Endless Love)


Abai Village

From Abai Village, we walked through Rodeo Drive Street, main street in Sokcho with many shops and restaurants, and also passed the Jungang Market, traditional but very modern and clean market.

Rodeo Drive Street


Jungang Market

When the dusk ended, we took bus to Mount Seorak area. Once again, we are amazed with Korean people hospitality. The bus driver was so kind. Although he speak English very little, he was trying his best to explain our hotel location. When we walked with our luggage to find the hotel ( it doesn't have Latin alphabet on the signage, Hangeul only), we asked the hotel location to a man, he looked difficult to explain the location in English, and surprisingly, he asked us to come inside his car and he dropped us in our hotel (about 100 m). Again, Korean people were very kind to tourist. Love it !

The next day, we were ready to go to Mt Seorak National Park. Unfortunately, it was light raining. After we took the cable car and hiking to the mountain, we still saw nothing than heavy fog ! What a bad day. The longest time in our trip was for visiting Mt Seorak, and when we're already here, the weather wasn't good. There's no perfect holiday ....so we tried to enjoy Mt Seorak. It still showed its beauty although in foggy day. I can imagine how beauty it is in Autumn !!


Clean and well maintained National Park

Don't forget to visit the Seoraksan Museum

Beautiful garden with Mt Seorak background
 
Foggy
Saw only fog at the peak
Cable car
Must be more beautiful in autumn